Buku: Trilogi Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi

Buat aku masa-masa libur adalah waktu yang sangat menyenangkan untuk membaca novel dengan santai. Di liburan kali ini aku ditemani Trilogi Negeri 5 Menara yang telah mengingatkan kembali semangat serta mimpi-mimpi yang pernah aku impikan dulu dan baru sadar betapa aku belum ngapa-ngapain buat wujudin apa yang aku impikan itu wkwk
Buku ini merangkaikan cerita seru yang menggambarkan makna 3 kalimat sakti ala sang penulis:

  1. Man Jadda Wajada - Negeri 5 Menara
    "Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil"
    Cerita diawali dengan seorang anak bernama Alif yang baru lulus dari "SMP" (tapi dia sekolahnya sekolah islam gitu bukan SMP negri) dan bercita-cita mau masuk SMA dan kuliah hingga menjadi seperti Pak Habibie tapi malah harus sekolah di Pondok Pesantren yang basicnya agama sama seperti sekolah dia sebelumnya sehingga kehidupan pesantren Alif jalani setengah hati. Namun disana ia pun mendapatkan sahabat-sahabat yang saling mendukung, pendidikan dan pelajaran hidup yang luar biasa dari guru-guru yang menerapkan prinsip "ikhlas" dalam belajar mengajar, serta banyak pengalaman seru. Dan disini diceritakan bagaimana untuk mewujudkan apa yang diinginkan kita berusaha diatas yang orang rata-rata lakukan. Hanya "sedikit" saja lebih dari yang rata-rata orang lakukan, meski perbedaan itu tipis tapi jika dilakukan secara konsisten jumlahnya tentu akan lebih banyak. Dan akhirnya berusaha sedikit diatas rata-rata menjadikan Alif berhasil menaklukan berbagai hal dan bisa bermimpi lebih jauh bersama teman-temannya. Dalam buku ini juga diceritakan persahabatan yang positif dan saling mendukung antara para 'Sahibul Menara'. Juga menceritakan sistem pendidikan yang luar biasa di Pondok Madani, bagaimana orang-orang benar-benar mencari ilmu.
    Dan ini merupakan syair Imam Syafii yang ditulis di lembar awal novel ini yang aku suka , isinya:
    "Merantaulah...
    Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman
    Tinggalkan negerimu dan hidup asing di negeri orang
    Merantaulah...
    Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan)
    Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
    Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
    Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang
    Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa
    Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran
    Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam
    tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
    Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang)
    Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
    Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya
    Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni
  2. Man Shabara Zhafira - Ranah 3 Warna
    "Siapa yang bersabar akan beruntung"
    Di buku ini diceritakan kisah Alif yang telah lulus dari Pondok Pesantren dan menjalani masa kuliah dan merasakan yang namanya jatuh cinta. Disini Alif bertemu dengan kawan karibnya Randai yang sejak dulu selalu menjadi kompetitornya dan sempat membuat Alif galau selama di Pondok antara tetap di pondok atau keluar untuk mengejar mimpinya yang tertunda.
    Disini digambarkan bahwa setelah semua ikhtiar telah dikerahkan namun hasil yang kita dambakan belum juga datang, maka sabar adalah hal yang perlu kita lakukan. Berserah dan bertawakal.
    Sejujurnya gabegitu bisa gambarin isi novel yang ini karena aku bacanya malah udah lama pas SMA wkwk
    Garunut emang bacanya malah buku 2-1-3, tapi intinya gitu yang aku tangkep sabar ini perlu banget kita lakukan karena kalau ga kita malah bisa jadi putus asa dan malah ngerasa gaadil karena merasa udah usaha. Padahal Allah paling tau yang terbaik buat kita, dan mungkin memang kita harus sabar sedikit lagi ajaa
  3. Man Saara Ala Darbi Washala - Rantau 1 Muara
    "Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan"
    Yang paling terkenang buat aku dari novel ini adalah bagaimana akhirnya Alif memutuskan hal yang ingin ia dalami. Ia teringat pesan Kiai Rais di Pondok Madani dulu "Berusahalah untuk mencapai sesuatu yang luar biasa dalam hidup kalian setiap tiga sampai lima tahun. Konsistenlah selama itu, maka Insya Allah akan ada terobosan prestasi yang tercapai." Hal ini berarti ia harus menjalani sesuatu secara "Konsisten" sesuai mantranya konsisten terus di jalan tersebut maka akan sampai di tujuan. Dan setelah difikir Alif belum punya hal yang ia tekuni secara konsisten. Dulu Alif menjadi siswa pesantren, lalu kuliah di jurusan Hubungan Internasional yang nyatanya berbeda keilmuan. Hingga ia menyadari bahwa ada satu hal yang selama ini Ia tekuni: menulis. Mulai dari menulis buku harian, menulis majalah di Pondok, sampai aktif di majalah kampus saat kuliah. Maka Man Saara Ala Darbi Washala ia jalankan dengan menekuni menulis dan bekerja di media. Hingga dari perjalanan panjang Ia bisa bekerja dari mulai media Nasional hingga media milik Amerika. Alif menjadikan menulis sebagai jalurnya untuk berkarya. Untuk mengabdi dan menjadi khalifah di muka bumi.
    Di buku ini ada kutipan yang juga aku suka:
    "Seperti nasihat Kiai Rais dulu, muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka Bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian. Dan kebermanfaatan."
Selain itu cerita yang disampaikan sangat seru, tentang pengalaman Alif di Pondok Pesantren dan persahabatannya dengan 'Sahibul Menara', lalu persahabatan Alif dan Randai yang meski kadang terasa saling sombong-menyombong namun positif dan menjadikan mereka bersemangat untuk meraih mimpi dan menjadi orang yang lebih baik dengan berkompetisi, juga tentang kisah cinta Alif.

Nah buku ini aku baca dengan pinjam di perpustakaan salman ITB, disini kita bisa pinjem buku gratis setelah jadi member dengan bayar Rp. 20.000 dan memperpanjang setiap 6 bulan gituya?(aku lupa) dengan bayar Rp.10.000. Dan menurut aku ini lumayan banget buat orang-orang kaya aku yang belum bisa mengalokasikan banyak uang untuk beli buku sih hehe jadi lebih hemat :))

Terus terlepas dari isi novel ini, aku juga jadi sadar kalau aku belum ngapa-ngapain buat cita-cita aku setelah akhirnya keterima di PTN yang aku mau dan malah banyak stres gajelas (?). Saat inget punya cita-cita dan baca buku ini entah kenapa tumbuh lagi optimisme dan semangat hidup sih wkwk. Dan baru sadar juga kalau untuk wujudin mimpi itu ya harus usaha semaksimal mungkin, lalu tawakal,  bersabar, dan konsisten jalaninnya hingga mimpi itu beneran terwujud. Daan juga harus inget sama tujuan karena kalau engga tenaga kita bakal kebuang kesana kemari. Jadinya ngejalanin hidup dengan benar-benar mengalir aja tanpa tau mau kemana. Di trilogi ini juga aku diingetin lagi tentang tujuan manusia buat ibadah. Buat jadi "hamba" dengan mengabdi sebaik-baiknya dan jadi khalifah dengan cara bermanfaat di muka bumi

Komentar